Langit berawan dipagi hari
Orang kota mencari rizki
Duhai kawan yang baik hati
Bagaimana kabar dipagi ini?
Warna batik hitam kelabu
Dipakai satu oleh si paman
Kabar baik kuharapkan selalu
Semoga itu kabarnya kawan
Air anget didalam kokang
Ditaruh madu berubah keruh
Hanya potret dapat kupandang
Karena dirimu pergi menjauh
Hendak pergi ke taman mini
Tapi motornya dipakai ibu
Tak puas hati terus begini
Ingin segera bertemu denganmu
Burung dara burung merpati
Hinggap didahan pohon rambutan
Agar cinta awet di hati
Jagalah dengan saling pengertian
Burung hantu diatas kayu
Berkicau merdu dimalam dalu
Sebelum aku resmi milikmu
Izinkan aku selingkuh dulu
Aura kasih pakai kemeja
Saat dijalan tertiup angin
Punya kekasih terlalu manja
Setiap makan minta disuapin
Bulan purnama indah dilihat
Langit kelam berlalu pergi
Luka lama belum terobat
Kau tanam lagi benih berduri
Seduh susu di dalam gelas
Tumpah sendiri basahi buku
Biarkan aku tersenyum bebas
Janganlah lagi hampiri aku
Kaca mata bisa dilipat
Bisa pula untuk dilepas
Pantas cinta sulit didapat
Karena cinta berat dilepas
Dara terbang ke pohon bungur
Karena dilepas oleh pak tanto
Tanda orang tidak bersyukur
Badan dihias dengan tato
Sarapan pagi semangkok soto
Bertambah nikmat dicampur tomat
Sungguh rugi orang bertato
Karena tak dapat dirikan sholat
Anak katak melompat-lompat
Sambil menuju ke tengah sawah
Syarat mutlak dirikan sholat
Berwudhu dulu dengan sah
Orang solo jualan buah
Dibeli orang pertanda laku
Orang bertato wudhunya tidak sah
Karena terhalang si tato itu
Tinta hitam menghias buku
Sungguh indah tertata rapi
Biarkan malam pergi berlalu
Pagi yang cerah sudah menanti
Jangan hanya membelah kayu
Bambu panjang harus dibelah
Jangan hanya pandai merayu
Kalau sayang ajaklah menikah
Berjalan kaki di atas pasir
Saat berjalan bertemu onta
Agar rizki mudah mengalir
Barengi dengan rajin do'a
Air mengalir ke sela bebatuan
Membawa jauh bunga sekuntum
Meski takdir tak seperti harapan
Kucoba untuk selalu tersenyum
Kerja menyangkul itu petani
Sawah ditanam buah tomat
Do'a yang makbul meminta rizki
Setelah sholat duha dua rakaat
(minimal)
Menulis dikertas memakai pena
Warna putih menjadi hilang
Badan lemas rasa tak berdaya
Melihat kekasih dipeluk orang
Bila ingin tahu manisnya sirup
Minumlah sendiri yang rasa anggur
Bila ingin tahu manisnya hidup
Pandailah diri mengucap syukur
Bila ingin tahu manisnya mangga
Makanlah sendiri yang warna merah
Bila ingin tahu manisnya taqwa
Dekatkanlah diri kepada Allah
Bila ingin tahu gelapnya malam
Duduklah sendiri dibelakang rumah
Bila ingin tahu manisnya diam
Bertafakur diri menghadap Allah
Bila ingin tahu manisnya kurma
Makanlah kurma dari saudi arabia
Bila ingin tahu manisnya cinta
Cintailah Allah sepenuh jiwa
Bila ingin tahu manisnya mangga
Cicipi dulu yang kulitnya merah
Bila ingin tahu manisnya syurga
Istiqomah selalu dijalan Allah
Peternakan Pantun
Biarpun dibilang kampungan, yang penting otak brilian. Lebih baik dibilang kurang pergaulan, daripada dicap kuber alias kurang beriman.
Minggu, 28 April 2013
Sabtu, 27 April 2013
Kumpulan Pantun : 27-04-2013
Disemak bambu berkumpul ulat
Berlari kijang ke arah batu
Ajal tidak menunggu kita taubat
Dia datang tanpa memberi tahu
Orang jogja pulang ke jogja
Membawa ketupat didalam peti
Yang bekerja semangatlah bekerja
Semoga mendapat ridha Ilahi
Cahaya mentari mulai menghilang
Banyak santri pergi ke musolah
Adzan maghrib sudah berkumandang
Jangkahkan kaki ke tempat ibadah
Tumbuh pandan dekat melati
Sudah lama tersiram hujan
Hidup akan berujung mati
Tetapi amal kan di abadikan
Buah randu simpan dipeti
Kulit pecah biji terjatuh
Agar hidup lebih berarti
Kepada Allah selalu patuh
Berlari kecoa ke dalam rantang
Dipindah orang ke dalam panci
Hati kecewa bukan kepalang
Orang yang kunikahi ternyata banci
Warna merah si kain selimut
Selimut dibawa ke dalam kotak
Malam sudah semakin larut
Waktunya mata pejamkan sejenak
Tumbuh merekah bunga seroja
Gugur daunnya dimalam dalu
Sebelum melangkah ke tempat kerja
Jangan lupa bismillah dulu
Burung gereja hinggap dikayu
Didahan kelapa melompat-lompat
Sebelum bekerja sarapan dulu
Agar bekerja selalu semangat
Mangga diperam didalam wadah
Menetes getah ke papan jati
Karena islam itu indah
Jangan pernah kita nodai
Mangga diperam didalam kardus
Kardus dibawa ke arah pojok
Karena islam agama yang lurus
Jangan mencoba untuk berbelok
Mangga diperam hanya sebentar
Lalu dibawa didalam wadah
Karena islam agama yang benar
Jangan mencoba untuk berpindah
Kayu patah keluar rayap
Rayap berhamburan ke batang sirih
Alam barzah tempat yang gelap
Terangilah dengan amal yang shalih
Salak pondoh beli di pasar
Ditimbang dulu satu persatu
Menanti jodoh harus bersabar
Waktunya menyatu akan bertemu
Biduan muda berwajah cantik
Senyum berseri goyangkan badan
Asalkan bunga dapat kupetik
Jalan berduri bukan halangan
Cantik biduan karena bedak
Duduk berdua didepan kaca
Jadi prempuan pandailah masak
Kelak berkeluarga jadi terbiasa
Tumbuh kaktus dipasir putih
Ditebang orang kaktus terjatuh
Hidup harus pandai memilih
Jalan yang terang mari ditempuh
Mangga diperam biarlah diperam
Hendak disusun mangga terjatuh
Mata terpejam biarlah terpejam
Semoga bangun diwaktu subuh
Terbang balam ke arah beringin
Berjemur unta sama temannya
Semakin malam udara dingin
Memeluk bantal itu obatnya
Makan nasi sama rendang
Setelah itu bermain putsal
Itulah nasib si anak bujang
Setiap tidur berteman bantal
Naik sampan membawa ikan
Ikan nila di dalam peti
Ingin sarapan tak ada makanan
Roti dimata terpaksa dicicipi
Beli jarum sama benang
Memegang keris tangan tersetrum
Ingin minum susu tak ada uang
Terpaksa air beras aku minum
Berlari kijang ke arah batu
Ajal tidak menunggu kita taubat
Dia datang tanpa memberi tahu
Orang jogja pulang ke jogja
Membawa ketupat didalam peti
Yang bekerja semangatlah bekerja
Semoga mendapat ridha Ilahi
Cahaya mentari mulai menghilang
Banyak santri pergi ke musolah
Adzan maghrib sudah berkumandang
Jangkahkan kaki ke tempat ibadah
Tumbuh pandan dekat melati
Sudah lama tersiram hujan
Hidup akan berujung mati
Tetapi amal kan di abadikan
Buah randu simpan dipeti
Kulit pecah biji terjatuh
Agar hidup lebih berarti
Kepada Allah selalu patuh
Berlari kecoa ke dalam rantang
Dipindah orang ke dalam panci
Hati kecewa bukan kepalang
Orang yang kunikahi ternyata banci
Warna merah si kain selimut
Selimut dibawa ke dalam kotak
Malam sudah semakin larut
Waktunya mata pejamkan sejenak
Tumbuh merekah bunga seroja
Gugur daunnya dimalam dalu
Sebelum melangkah ke tempat kerja
Jangan lupa bismillah dulu
Burung gereja hinggap dikayu
Didahan kelapa melompat-lompat
Sebelum bekerja sarapan dulu
Agar bekerja selalu semangat
Mangga diperam didalam wadah
Menetes getah ke papan jati
Karena islam itu indah
Jangan pernah kita nodai
Mangga diperam didalam kardus
Kardus dibawa ke arah pojok
Karena islam agama yang lurus
Jangan mencoba untuk berbelok
Mangga diperam hanya sebentar
Lalu dibawa didalam wadah
Karena islam agama yang benar
Jangan mencoba untuk berpindah
Kayu patah keluar rayap
Rayap berhamburan ke batang sirih
Alam barzah tempat yang gelap
Terangilah dengan amal yang shalih
Salak pondoh beli di pasar
Ditimbang dulu satu persatu
Menanti jodoh harus bersabar
Waktunya menyatu akan bertemu
Biduan muda berwajah cantik
Senyum berseri goyangkan badan
Asalkan bunga dapat kupetik
Jalan berduri bukan halangan
Cantik biduan karena bedak
Duduk berdua didepan kaca
Jadi prempuan pandailah masak
Kelak berkeluarga jadi terbiasa
Tumbuh kaktus dipasir putih
Ditebang orang kaktus terjatuh
Hidup harus pandai memilih
Jalan yang terang mari ditempuh
Mangga diperam biarlah diperam
Hendak disusun mangga terjatuh
Mata terpejam biarlah terpejam
Semoga bangun diwaktu subuh
Terbang balam ke arah beringin
Berjemur unta sama temannya
Semakin malam udara dingin
Memeluk bantal itu obatnya
Makan nasi sama rendang
Setelah itu bermain putsal
Itulah nasib si anak bujang
Setiap tidur berteman bantal
Naik sampan membawa ikan
Ikan nila di dalam peti
Ingin sarapan tak ada makanan
Roti dimata terpaksa dicicipi
Beli jarum sama benang
Memegang keris tangan tersetrum
Ingin minum susu tak ada uang
Terpaksa air beras aku minum
Jumat, 26 April 2013
Kumpulan Pantun : 26-04-2013
Terbang kenari ke arah kebun
Hendak mencari teman-temannya
Perbanyaklah diri memohon ampun
Nicaya hati bersih dari dosa
Ranting kering mulai jatuh
Jatuh didekat pohon cemara
Semakin sering kita mengeluh
Semakin berat beban dirasa
Cengkeh kering tercium harum
Tapi yang basah tak ada baunya
Semakin sering kita tersenyum
Semakin mudah meraih bahagia
Patah dahan diterpa angin
Menimpa hewan namanya pinguin
Sudah badan panas dingin
Ditambah hujan tambah dingin
Layang-layang diikat-ikat
Layangan jatuh ke tepi kali
Disayang-sayang saat didekat
Setelah jauh sayangmu pergi
Meracik bumbu untuk sate
Sate sapi buatan madura
Setelah tahu ku orang kere
Engkau pergi tanpa berkata
Pisau belati tajam diasah
Mengkilap putih terlihat indah
Gelisah hati berbaur resah
Karena kekasih minta berpisah
Rakit bukan sembarang rakit
Terbuat dari bambu yang rapuh
Sakit bukan sembarang sakit
Punya kekasih jago selingkuh
Terbang tinggi burung gelatik
Hinggap didahan pohon pinang
Sayang sekali wanita cantik
Badan dipamerkan ke banyak orang
Buah sukun di petik-petik
Lalu ditaruh dekat pohonnya
Begitu anggun wanita cantik
Pandai menutup aurat tubuhnya
Seduh teh untuk si babeh
Gelas terinjak sama si nini
Gadis boleh janda pun boleh
Asalkan mau diajak nikah tiga hari
Dingin-dingin hujan rintik
Duduk berduaan dikursi sofa
Ingin digodain cewek cantik
Tapi teman pesbukku jelek semua
Simpan bunga diruang tamu
Disenggol tamu bunga pun jatuh
Kuberikan cinta hanya padamu
Mengapa engkau tetap selingkuh
Petik bunga di tepi kali
Bunga melati diterpa angin
Daripada cinta terus begini
Baiknya kupergi cari yang lain
Rendam kain pakai air jernih
Kain berwarna merah jambu
Hasrat ingin memadu kasih
Hati tak tega melihat kesetiaanmu
Gadis jelita bedaknya luntur
Mungkin karena tersiram lumpur
Pertanda cinta mulai hancur
Dalam berkata tak pernah jujur
Hancur-hancurlah kulit ketela
Jangan diikat memakai tali
Tidur-tidurlah wahai sang mata
Jangan diingat galau dihati
Payung bukan sembarang payung
Warnanya jingga dari kota bandung
Bingung bukan sembarang bingung
Direbutin sama cewek sekampung
Dipagi buta cuacanya dingin
Badan gerah setelah olahraga
Carilah harta sebanyak mungkin
Kalau udah dapat aku minta ya
Balam pergi ke pohon bungur
Pohon ditebang memakai parang
Malam ini tak bisa tidur
Teringat utang numpuk segudang
Sebrangi pulau kapalnya hancur
Kapal tenggelam tak bisa berlayar
Begini kalau sarapan bubur
Baru dimakan langsung keluar
Ka sawah ngala salam
Melak jaat sisi gunung
Nikah mah carana islam
Ari sholat geuning embung
Ngala waluh meunang tilu
Disimpen dina karung
Naha atuh geuning kitu
Disebut kafir mah daan embung
Ngala batu ti gunung
Menangna ti pipir leuwi
Di dunya kudu untung
Di akherat komo deui
Hendak mencari teman-temannya
Perbanyaklah diri memohon ampun
Nicaya hati bersih dari dosa
Ranting kering mulai jatuh
Jatuh didekat pohon cemara
Semakin sering kita mengeluh
Semakin berat beban dirasa
Cengkeh kering tercium harum
Tapi yang basah tak ada baunya
Semakin sering kita tersenyum
Semakin mudah meraih bahagia
Patah dahan diterpa angin
Menimpa hewan namanya pinguin
Sudah badan panas dingin
Ditambah hujan tambah dingin
Layang-layang diikat-ikat
Layangan jatuh ke tepi kali
Disayang-sayang saat didekat
Setelah jauh sayangmu pergi
Meracik bumbu untuk sate
Sate sapi buatan madura
Setelah tahu ku orang kere
Engkau pergi tanpa berkata
Pisau belati tajam diasah
Mengkilap putih terlihat indah
Gelisah hati berbaur resah
Karena kekasih minta berpisah
Rakit bukan sembarang rakit
Terbuat dari bambu yang rapuh
Sakit bukan sembarang sakit
Punya kekasih jago selingkuh
Terbang tinggi burung gelatik
Hinggap didahan pohon pinang
Sayang sekali wanita cantik
Badan dipamerkan ke banyak orang
Buah sukun di petik-petik
Lalu ditaruh dekat pohonnya
Begitu anggun wanita cantik
Pandai menutup aurat tubuhnya
Seduh teh untuk si babeh
Gelas terinjak sama si nini
Gadis boleh janda pun boleh
Asalkan mau diajak nikah tiga hari
Dingin-dingin hujan rintik
Duduk berduaan dikursi sofa
Ingin digodain cewek cantik
Tapi teman pesbukku jelek semua
Simpan bunga diruang tamu
Disenggol tamu bunga pun jatuh
Kuberikan cinta hanya padamu
Mengapa engkau tetap selingkuh
Petik bunga di tepi kali
Bunga melati diterpa angin
Daripada cinta terus begini
Baiknya kupergi cari yang lain
Rendam kain pakai air jernih
Kain berwarna merah jambu
Hasrat ingin memadu kasih
Hati tak tega melihat kesetiaanmu
Gadis jelita bedaknya luntur
Mungkin karena tersiram lumpur
Pertanda cinta mulai hancur
Dalam berkata tak pernah jujur
Hancur-hancurlah kulit ketela
Jangan diikat memakai tali
Tidur-tidurlah wahai sang mata
Jangan diingat galau dihati
Payung bukan sembarang payung
Warnanya jingga dari kota bandung
Bingung bukan sembarang bingung
Direbutin sama cewek sekampung
Dipagi buta cuacanya dingin
Badan gerah setelah olahraga
Carilah harta sebanyak mungkin
Kalau udah dapat aku minta ya
Balam pergi ke pohon bungur
Pohon ditebang memakai parang
Malam ini tak bisa tidur
Teringat utang numpuk segudang
Sebrangi pulau kapalnya hancur
Kapal tenggelam tak bisa berlayar
Begini kalau sarapan bubur
Baru dimakan langsung keluar
Ka sawah ngala salam
Melak jaat sisi gunung
Nikah mah carana islam
Ari sholat geuning embung
Ngala waluh meunang tilu
Disimpen dina karung
Naha atuh geuning kitu
Disebut kafir mah daan embung
Ngala batu ti gunung
Menangna ti pipir leuwi
Di dunya kudu untung
Di akherat komo deui
Kamis, 25 April 2013
Kumpulan Pantun : 25-04-2013
Ikan nila ke arah darat
Diusik orang ikan pun pergi
Karena terbiasa tinggalkan sholat
Adzan berkumandang belaga tuli
Pakai baju berwarna hitam
Pergi ke pasar membeli sukun
Ketika layu kusiram-siram
Sudah mekar berubah racun
Terang rembulan dimalam hari
Anak-anak pulang mengaji
Sudah tahu jalan berujung duri
Mengapa banyak orang mengantri
Terang mentari diwaktu siang
Burung dihutan berkicau merdu
Pulang dari masjid hatiku senang
Karena mendapatkan sandal baru
Anak panah menusuk badak
Badak berlari ke arah kebun
Sebelum menikah perbaiki akhlak
Kelak berkeluarga selalu rukun
Anak panah menusuk jerapah
Terguling ia disemak bunga
Niatkan nikah untuk ibadah
Niscaya keluarga dirindu surga
Ketika hujan daun berguguran
Katak berlari ke tepi halaman
Setelah lebaran kita tunangan
Semoga ini tak ada halangan
Musim hujan jakarta kebanjiran
Semua orang mengungsi ditenda
Cincin tunangan sudah kusiapkan
Kuharap engkau senang memakainya
Jalan di aspal dipagi hari
Setelah itu diberi cat
Harta termahal didunia ini
Hanya satu nikmat sehat
Petik mangga simpan dipiring
Lalu dibawa pakai pedati
Harta berharga yang tiada banding
Iman dan taqwa yang melekat hati
Asah belati di pagi buta
Pulang berperang tangan berdarah
Inikah hati terbakar fatamorgana
Gunung yang tinggi terasa rendah
Lari pagi keliling kota
Saat dijalan beli ketumbar
Pagi-pagi ditelpon si dia
Setelah lebaran minta dilamar
Petis mangga perutku perih
Mangga dipetik dari pohonnya
Gadis mana yang harus kupilih
Semuanya cantik dan kaya raya
Berlari puyuh ke arah batu
Jatuh terpeleset saat digubuk
Disaat jauh dari dirimu
Hanyalah potret dapat kupeluk
Petik anggur dapat satu
Anggur dibuang ke arah jauh
Ingin tidur dalam pelukanmu
Tapi sayang dirimu jauh
Duduk berdandan didepan cermin
Pergi ke desa mau kondangan
Kau bagikan cinta pada yang lain
Aku yang setia engkau biarkan
Petik pandan memakai sabit
Pandan dibelah menjadi empat
Meski badan diberi sakit
Dalam ibadah harus semangat
Pergi mengantar seorang anak
Naik kendaraan sampai sekolah
Mari belajar perbaiki akhlak
Agar mendapatkan wanita sholehah
Rambut beruban pertanda tua
Karena tua berhenti kerja
Menunggu keputusan calon mertua
Semoga dia ikhlas menerima
Walang sangit dibunga mawar
Bunga berguguran karna hama
Hadapi sakit denganlah sabar
Niscaya akan berbuah pahala
Burung pipit burung tekukur
Terbang rendah ke tempat terang
Ditimpa sakit harus besyukur
Pertanda Allah selalu sayang
Hendak manjat pohon randu
Jatuh kejurang kaki terluka
Kucari obat penawar rindu
Sampai sekarang belum kujumpa
Baca koran didalam ruang
Saat membaca dimarah ibu
Aku heran gadis sekarang
Mengapa bercinta tak cukup satu
Diusik orang ikan pun pergi
Karena terbiasa tinggalkan sholat
Adzan berkumandang belaga tuli
Pakai baju berwarna hitam
Pergi ke pasar membeli sukun
Ketika layu kusiram-siram
Sudah mekar berubah racun
Terang rembulan dimalam hari
Anak-anak pulang mengaji
Sudah tahu jalan berujung duri
Mengapa banyak orang mengantri
Terang mentari diwaktu siang
Burung dihutan berkicau merdu
Pulang dari masjid hatiku senang
Karena mendapatkan sandal baru
Anak panah menusuk badak
Badak berlari ke arah kebun
Sebelum menikah perbaiki akhlak
Kelak berkeluarga selalu rukun
Anak panah menusuk jerapah
Terguling ia disemak bunga
Niatkan nikah untuk ibadah
Niscaya keluarga dirindu surga
Ketika hujan daun berguguran
Katak berlari ke tepi halaman
Setelah lebaran kita tunangan
Semoga ini tak ada halangan
Musim hujan jakarta kebanjiran
Semua orang mengungsi ditenda
Cincin tunangan sudah kusiapkan
Kuharap engkau senang memakainya
Jalan di aspal dipagi hari
Setelah itu diberi cat
Harta termahal didunia ini
Hanya satu nikmat sehat
Petik mangga simpan dipiring
Lalu dibawa pakai pedati
Harta berharga yang tiada banding
Iman dan taqwa yang melekat hati
Asah belati di pagi buta
Pulang berperang tangan berdarah
Inikah hati terbakar fatamorgana
Gunung yang tinggi terasa rendah
Lari pagi keliling kota
Saat dijalan beli ketumbar
Pagi-pagi ditelpon si dia
Setelah lebaran minta dilamar
Petis mangga perutku perih
Mangga dipetik dari pohonnya
Gadis mana yang harus kupilih
Semuanya cantik dan kaya raya
Berlari puyuh ke arah batu
Jatuh terpeleset saat digubuk
Disaat jauh dari dirimu
Hanyalah potret dapat kupeluk
Petik anggur dapat satu
Anggur dibuang ke arah jauh
Ingin tidur dalam pelukanmu
Tapi sayang dirimu jauh
Duduk berdandan didepan cermin
Pergi ke desa mau kondangan
Kau bagikan cinta pada yang lain
Aku yang setia engkau biarkan
Petik pandan memakai sabit
Pandan dibelah menjadi empat
Meski badan diberi sakit
Dalam ibadah harus semangat
Pergi mengantar seorang anak
Naik kendaraan sampai sekolah
Mari belajar perbaiki akhlak
Agar mendapatkan wanita sholehah
Rambut beruban pertanda tua
Karena tua berhenti kerja
Menunggu keputusan calon mertua
Semoga dia ikhlas menerima
Walang sangit dibunga mawar
Bunga berguguran karna hama
Hadapi sakit denganlah sabar
Niscaya akan berbuah pahala
Burung pipit burung tekukur
Terbang rendah ke tempat terang
Ditimpa sakit harus besyukur
Pertanda Allah selalu sayang
Hendak manjat pohon randu
Jatuh kejurang kaki terluka
Kucari obat penawar rindu
Sampai sekarang belum kujumpa
Baca koran didalam ruang
Saat membaca dimarah ibu
Aku heran gadis sekarang
Mengapa bercinta tak cukup satu
Rabu, 24 April 2013
Kumpulan Pantun : 24-04-2013
Angin bertiup patahkan bunga
Jatuh menimpa si anak rusa
Meski hidup berkawan harta
Jauh dari Allah tiada berguna
Kuncup bunga mekar sendiri
Datang angin tercium wangi
Kalau cinta memandang materi
Jatuh miskin cinta pun pergi
Putri cantik berdiam duduk
Diatas tikar berwarna belang
Sedari putik bunga kupupuk
Sudah mekar dipetik orang
Kesemak mengkal simpan dimeja
Jatuh sebiji menimpa tikar
Semenjak engkau menyimpan luka
Sayang dihati mulai pudar
Anak rantau sibuk bekerja
Jualan jambu ditepi kota
Andaikan engkau selalu setia
Cintaku padamu seluas samudra
Hendak gugur-gugurlah mangga
Jangan menimpa tumbuhan layu
Hendak tidur-tidurlah mata
Jangan lupa cium foto aa dulu
Kain sutra dalam lemari
Saat disimpan diambil anak
Lelaki mana yang engkau cari
Aku tampan kok ditolak
Duri kaktus menusuk lengan
Terasa perih darah bercucuran
Hidup harus banyak harapan
Agar teraih bahagia didepan
Tumbuh kaktus ditanah rendah
Kaktus mati karena tua
Hidup harus banyak ibadah
Setelah mati tidak celaka
Batang kaktus mau dipotong
Memakai sabit atau parang
Hdup harus saling menolong
Dikala sulit ditolong orang
Dari mana datangnya udang
Dari tepian air yang dangkal
Begini derita si anak bujang
Ketika hujan memeluk bantal
Hendak mengejar kejarlah hewan
Pakailah sandal agar tak nyeri
Hendak bersabar sabarlah tuan
Jangan mengenal tuk dibatasi
Air danau berubah keruh
Berkayuh perahu kearah hulu
Meskipun engkau menghindar jauh
Kalau jodohku akan bersatu
Burung camar hinggap didahan
Terusik angin burung pun pergi
Tak sabar menanti duduk dipelaminan
Serasa ingin terwujud hari ini
Pakai baju berwarna biru
Hendak sholat berwudu dulu
Bagaimana denganmu bisa bertemu
Diberi alamat tetapi palsu
Semak bunga ditempat sampah
Dipetik-petik bagi yang layu
Semenjak kita jauh berpisah
Setiap detik kumerindukanmu
Depan kaca duduk menunggu
Kaca jatuh pecah jadinya
Maaf bila menolak cintamu
Karena aku sudah berpunya
Payung bukan sembarang payung
Bentuk coraknya kulit jerapah
Bingung bukan sembarang bingung
Belum punya calon disuruh menikah
Kalau punya kain sutra
Jemurlah sehari bersama baju
Kalau cinta bilanglah cinta
Jangan memberi harapan palsu
Bunga mawar dihinggap walet
Hendak minum si air putih
Punya pacar pelit banget
Minta cium tidak dikasih
Buah manggis dalam tempurung
Dipindah satu ke kantung baju
Duhai gadis berkain kerudung
Bolehkah aku bertamu ke rumahmu
Jatuh menimpa si anak rusa
Meski hidup berkawan harta
Jauh dari Allah tiada berguna
Kuncup bunga mekar sendiri
Datang angin tercium wangi
Kalau cinta memandang materi
Jatuh miskin cinta pun pergi
Putri cantik berdiam duduk
Diatas tikar berwarna belang
Sedari putik bunga kupupuk
Sudah mekar dipetik orang
Kesemak mengkal simpan dimeja
Jatuh sebiji menimpa tikar
Semenjak engkau menyimpan luka
Sayang dihati mulai pudar
Anak rantau sibuk bekerja
Jualan jambu ditepi kota
Andaikan engkau selalu setia
Cintaku padamu seluas samudra
Hendak gugur-gugurlah mangga
Jangan menimpa tumbuhan layu
Hendak tidur-tidurlah mata
Jangan lupa cium foto aa dulu
Kain sutra dalam lemari
Saat disimpan diambil anak
Lelaki mana yang engkau cari
Aku tampan kok ditolak
Duri kaktus menusuk lengan
Terasa perih darah bercucuran
Hidup harus banyak harapan
Agar teraih bahagia didepan
Tumbuh kaktus ditanah rendah
Kaktus mati karena tua
Hidup harus banyak ibadah
Setelah mati tidak celaka
Batang kaktus mau dipotong
Memakai sabit atau parang
Hdup harus saling menolong
Dikala sulit ditolong orang
Dari mana datangnya udang
Dari tepian air yang dangkal
Begini derita si anak bujang
Ketika hujan memeluk bantal
Hendak mengejar kejarlah hewan
Pakailah sandal agar tak nyeri
Hendak bersabar sabarlah tuan
Jangan mengenal tuk dibatasi
Air danau berubah keruh
Berkayuh perahu kearah hulu
Meskipun engkau menghindar jauh
Kalau jodohku akan bersatu
Burung camar hinggap didahan
Terusik angin burung pun pergi
Tak sabar menanti duduk dipelaminan
Serasa ingin terwujud hari ini
Pakai baju berwarna biru
Hendak sholat berwudu dulu
Bagaimana denganmu bisa bertemu
Diberi alamat tetapi palsu
Semak bunga ditempat sampah
Dipetik-petik bagi yang layu
Semenjak kita jauh berpisah
Setiap detik kumerindukanmu
Depan kaca duduk menunggu
Kaca jatuh pecah jadinya
Maaf bila menolak cintamu
Karena aku sudah berpunya
Payung bukan sembarang payung
Bentuk coraknya kulit jerapah
Bingung bukan sembarang bingung
Belum punya calon disuruh menikah
Kalau punya kain sutra
Jemurlah sehari bersama baju
Kalau cinta bilanglah cinta
Jangan memberi harapan palsu
Bunga mawar dihinggap walet
Hendak minum si air putih
Punya pacar pelit banget
Minta cium tidak dikasih
Buah manggis dalam tempurung
Dipindah satu ke kantung baju
Duhai gadis berkain kerudung
Bolehkah aku bertamu ke rumahmu
Selasa, 23 April 2013
Kumpulan Pantun : 23-04-2013
Turun hujan darilah langit
Tanaman padi menjadi mekar
Pabila badan diberi sakit
Hendaklah diri bersikap sabar
Turun hujan darilah langit
Para nelayan diam kedinginan
Pabila badan diberi sakit
Dalam makanan harus pantangan
Turun hujan darilah langit
Petani disawah berhenti kerja
Pabila badan diberi sakit
Kepada Allah jangan buruk sangka
Turun hujan darilah langit
Langit kelam nampak berkabut
Pabila badan diberi sakit
Rutinkan malam untuk tahajud
Turun hujan darilah langit
Deraslah hujan sampai ke senja
Pabila badan diberi sakit
Anggaplah badan dibersihkan dosa
Turun hujan darilah langit
Katak dikali melompat-lompat
Pabila badan diberi sakit
Jangan berhenti untuk berobat
Mentari terbit diwaktu pagi
Burung merpati berkicau ria
Meskipun sakit sudah koplikasi
Yakinkan dihati ada obatnya
Hendak ke jalan jualan koran
Tidaklah lupa koran diikat
Hendak makan-makanlah tuan
Janganlah lupa tunaikan sholat
Terbang kenari ke pundak jerapah
Lalu berpindah ke tepi sawah
Bila yang dicari keridhaan Allah
Dalam urusan terasa mudah
Susun-susunlah batang seroja
Jangan diatur didalam peti
Bangun-bangunlah wahai sang mata
Sholat subuh sudah menanti
Naik taxi ke kota bandung
Setiap malam harus bepergian
Begini nasib si tukang warung
Setiap malam selalu kedinginan
Gelas pecah jatuh ke bangku
Puing-puingnya diinjak-injak
Mengapa wajahmu menghantuiku
Inikah pertanda dirimu kuntilanak
Dari mandarin naik pedati
Saat diperjalanan membeli piring
Dari kemarin hujan tak henti
Semua jemuranku tak kering-kering
Punya duit membeli jamu
Agar perutku menjadi diet
Mengapa sulit melupakanmu
Apakah aku terkena pelet
Hujan tiba disertai angin
Ranting cemara patah terkulai
Nikahi wanita sebanyak mungkin
Kalau udah nikah tinggal dicerai
Gugur daun diwaktu pagi
Jatuh menimpa tumpukan pasir
Hujan turun tiada henti
Kawasan rendah tergenang banjir
Hidup didunia bagai musyafir
Setelah berkelana harus ke rumah
Kepada semua yang kebagian banjir
Saya do'akan semoga tabah
Dari madura ke kota kudus
Ketika dijalan bertemu raja
Daripada bingung menulis status
Saya ucapkan selamat rehat aja
Gunung bukan sembarang gunung
Tanahnya putih bagaikan salju
Bingung bukan sembarang bingung
Punya kekasih ogah dimadu
Tupai berlari hampiri bunga
Duduk dibatu sama anaknya
Sampai hati kau duakan cinta
Padahal padamu selalu setia
Ikan teri rasanya asin
Bentuk badannya sangatlah kecil
Malam ini cuacanya dingin
Membuat badanku diam menggigil
Buah manggis jatuh satu
Jatuh menimpa si dahan duren
Adakah gadis yang ingin memelukku
Kalaulah ada silakan komen
Sakit sekali tertusuk keris
Darah merahku mengalir deras
Hendak beli susu uangnya habis
Terpaksa anakku diberi air beras
Tanaman padi menjadi mekar
Pabila badan diberi sakit
Hendaklah diri bersikap sabar
Turun hujan darilah langit
Para nelayan diam kedinginan
Pabila badan diberi sakit
Dalam makanan harus pantangan
Turun hujan darilah langit
Petani disawah berhenti kerja
Pabila badan diberi sakit
Kepada Allah jangan buruk sangka
Turun hujan darilah langit
Langit kelam nampak berkabut
Pabila badan diberi sakit
Rutinkan malam untuk tahajud
Turun hujan darilah langit
Deraslah hujan sampai ke senja
Pabila badan diberi sakit
Anggaplah badan dibersihkan dosa
Turun hujan darilah langit
Katak dikali melompat-lompat
Pabila badan diberi sakit
Jangan berhenti untuk berobat
Mentari terbit diwaktu pagi
Burung merpati berkicau ria
Meskipun sakit sudah koplikasi
Yakinkan dihati ada obatnya
Hendak ke jalan jualan koran
Tidaklah lupa koran diikat
Hendak makan-makanlah tuan
Janganlah lupa tunaikan sholat
Terbang kenari ke pundak jerapah
Lalu berpindah ke tepi sawah
Bila yang dicari keridhaan Allah
Dalam urusan terasa mudah
Susun-susunlah batang seroja
Jangan diatur didalam peti
Bangun-bangunlah wahai sang mata
Sholat subuh sudah menanti
Naik taxi ke kota bandung
Setiap malam harus bepergian
Begini nasib si tukang warung
Setiap malam selalu kedinginan
Gelas pecah jatuh ke bangku
Puing-puingnya diinjak-injak
Mengapa wajahmu menghantuiku
Inikah pertanda dirimu kuntilanak
Dari mandarin naik pedati
Saat diperjalanan membeli piring
Dari kemarin hujan tak henti
Semua jemuranku tak kering-kering
Punya duit membeli jamu
Agar perutku menjadi diet
Mengapa sulit melupakanmu
Apakah aku terkena pelet
Hujan tiba disertai angin
Ranting cemara patah terkulai
Nikahi wanita sebanyak mungkin
Kalau udah nikah tinggal dicerai
Gugur daun diwaktu pagi
Jatuh menimpa tumpukan pasir
Hujan turun tiada henti
Kawasan rendah tergenang banjir
Hidup didunia bagai musyafir
Setelah berkelana harus ke rumah
Kepada semua yang kebagian banjir
Saya do'akan semoga tabah
Dari madura ke kota kudus
Ketika dijalan bertemu raja
Daripada bingung menulis status
Saya ucapkan selamat rehat aja
Gunung bukan sembarang gunung
Tanahnya putih bagaikan salju
Bingung bukan sembarang bingung
Punya kekasih ogah dimadu
Tupai berlari hampiri bunga
Duduk dibatu sama anaknya
Sampai hati kau duakan cinta
Padahal padamu selalu setia
Ikan teri rasanya asin
Bentuk badannya sangatlah kecil
Malam ini cuacanya dingin
Membuat badanku diam menggigil
Buah manggis jatuh satu
Jatuh menimpa si dahan duren
Adakah gadis yang ingin memelukku
Kalaulah ada silakan komen
Sakit sekali tertusuk keris
Darah merahku mengalir deras
Hendak beli susu uangnya habis
Terpaksa anakku diberi air beras
Senin, 22 April 2013
Kumpulan Pantun : 22-04-2013
Menjelang dzuhur pergi ke danau
Naiki sampan hingga ke muara
Obat yang manjur obati galau
Ambilah al-qur'an lalu dibaca
Dari muara membawa nila
Hendak diberikan sama tetangga
Andai tak punya waktu membaca
Cukuplah mendengarkan mp3-nya
Perawan tua menggendong anak
Dibawa pergi ke padang rumput
Pejamkan mata walau sejenak
Bangunlah kembali diwaktu tahajud
Secawan madu hendak dicicipi
Madu tertumpah basahi kebaya
Ujian hidup silih berganti
Sabar dan tawaqal menjalaninya
Langit biru berubah redup
Datang purnama kembali cerah
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda manusia makhluk yang lemah
Langit biru berubah redup
Pertanda akan turunnya hujan
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda dunia akan ditinggalkan
Langit biru berubah redup
Hujan rintik datang menghampiri
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda dibalik dunia ada kehidupan lagi
Percuma cermin menghias lemari
Bila cerminya terlihat pecah
Percuma cincin melingkar dijemari
Bila menikah kau selalu ogah
Bulu jerapah indah warnanya
Meski dicuci tak akan luntur
Terlalu lelah dimabuk cinta
Mata ini susah tertidur
Cerah mentari disiang hari
Basah jemuran kering jadinya
Lelah mencari nafkah tuk istri
Keringat dibadan tida dirasa
Deras hujan sampai ke senja
Bunga sepatu menjadi layu
Dimana rembulan kini berada
Bintang merindu keceriaanmu
Bunga diikat karena harum
Dipetik orang bunga pun layu
Bila melihat buah yang ranum
Teringat memandang wajah cantikmu
Ukir meja bercorak bunga
Meja dibawa ke kota bandung
Kukira cinta bertahan lama
Ternyata hanya seumur jagung
Bawa kardus isinya manggis
Dipindah ke karung matang jadinya
Kemana harus mencari gadis
Cewek dikampung semuanya janda
Terbang dara ke arah bunga
Hinggaplah ia didahan layu
Andaikan punya istri sholeha
Akan kucoba untuk dimadu
Jalan-jalan di kota padang
Kucoba duduk tangan tersetrum
Meski cobaan datang menghadang
Kucoba untuk selalu tersenyum
Bertahun-tahun rambut memutih
Tanpa terasa berubah tua
Duduk melamun mikirin aura kasih
Tanpa terasa meneteskan air mata
Kalau menaruh segelas kopi
Janganlah didepan orang tuli
Kalau tak mampuh membangun candi
Sudah jangan harapkan cintaku lagi
Beli sepatu di kota jakarta
Pakai sepatu pergi ke gunung
Meski kutahu engkau tak cinta
Sayangku padamu tetap menggunung
Tanaman bunga indah merekah
Petik bunganya yang sudah tua
Andaikan kita sudah menikah
Neng mau punya anak berapa
Musang berlari diusik pemburu
Mengumpat ia dipinggir papan
Pulang dari rantau aku kan melamarmu
Semoga saja tak ada halangan
Mencari obat tuk sakit gigi
Ternyata harganya mahal sekali
Meskipun berat niatku ini
Akan kucoba memberanikan diri
Tuan ratu duduk di bangku
Indah pakaiannya berwana biru
Kuharap ortumu memberi restu
Agar secepatnya kita ke penghulu
Naiki sampan hingga ke muara
Obat yang manjur obati galau
Ambilah al-qur'an lalu dibaca
Dari muara membawa nila
Hendak diberikan sama tetangga
Andai tak punya waktu membaca
Cukuplah mendengarkan mp3-nya
Perawan tua menggendong anak
Dibawa pergi ke padang rumput
Pejamkan mata walau sejenak
Bangunlah kembali diwaktu tahajud
Secawan madu hendak dicicipi
Madu tertumpah basahi kebaya
Ujian hidup silih berganti
Sabar dan tawaqal menjalaninya
Langit biru berubah redup
Datang purnama kembali cerah
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda manusia makhluk yang lemah
Langit biru berubah redup
Pertanda akan turunnya hujan
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda dunia akan ditinggalkan
Langit biru berubah redup
Hujan rintik datang menghampiri
Tidur itu nasehat hidup
Pertanda dibalik dunia ada kehidupan lagi
Percuma cermin menghias lemari
Bila cerminya terlihat pecah
Percuma cincin melingkar dijemari
Bila menikah kau selalu ogah
Bulu jerapah indah warnanya
Meski dicuci tak akan luntur
Terlalu lelah dimabuk cinta
Mata ini susah tertidur
Cerah mentari disiang hari
Basah jemuran kering jadinya
Lelah mencari nafkah tuk istri
Keringat dibadan tida dirasa
Deras hujan sampai ke senja
Bunga sepatu menjadi layu
Dimana rembulan kini berada
Bintang merindu keceriaanmu
Bunga diikat karena harum
Dipetik orang bunga pun layu
Bila melihat buah yang ranum
Teringat memandang wajah cantikmu
Ukir meja bercorak bunga
Meja dibawa ke kota bandung
Kukira cinta bertahan lama
Ternyata hanya seumur jagung
Bawa kardus isinya manggis
Dipindah ke karung matang jadinya
Kemana harus mencari gadis
Cewek dikampung semuanya janda
Terbang dara ke arah bunga
Hinggaplah ia didahan layu
Andaikan punya istri sholeha
Akan kucoba untuk dimadu
Jalan-jalan di kota padang
Kucoba duduk tangan tersetrum
Meski cobaan datang menghadang
Kucoba untuk selalu tersenyum
Bertahun-tahun rambut memutih
Tanpa terasa berubah tua
Duduk melamun mikirin aura kasih
Tanpa terasa meneteskan air mata
Kalau menaruh segelas kopi
Janganlah didepan orang tuli
Kalau tak mampuh membangun candi
Sudah jangan harapkan cintaku lagi
Beli sepatu di kota jakarta
Pakai sepatu pergi ke gunung
Meski kutahu engkau tak cinta
Sayangku padamu tetap menggunung
Tanaman bunga indah merekah
Petik bunganya yang sudah tua
Andaikan kita sudah menikah
Neng mau punya anak berapa
Musang berlari diusik pemburu
Mengumpat ia dipinggir papan
Pulang dari rantau aku kan melamarmu
Semoga saja tak ada halangan
Mencari obat tuk sakit gigi
Ternyata harganya mahal sekali
Meskipun berat niatku ini
Akan kucoba memberanikan diri
Tuan ratu duduk di bangku
Indah pakaiannya berwana biru
Kuharap ortumu memberi restu
Agar secepatnya kita ke penghulu
Minggu, 21 April 2013
Kumpulan Pantun : 21-04-2013
Hendak berkemah ke tepi hutan
Bawa keranjang isinya ketela
Tak usah bingung memilih pasangan
cukuplah dipandang dari ketaqwaannya
Tajam sembilu membuat luka
Mengalir darah hingga ke kaki
Rutinkan selalu tuk sholat duha
Niscaya Allah limpahkan rizki
Terasa sakit saat berjalan
Karena berjalan tak memakai sandal
Meski sulit mencari pasangan
Tetaplah sabar pula tawakal
Sudah kangen pergi ke huma
Karena jalanan licin dan basah
Carilah pasangan yang beragama
Agar menjadi keluarga yang dicintai Allah
Deras hujan air pun bergenang
Bunga-bunga menjadi basah
Sudah bosan hidup membujang
Ingin segera ke pintu nikah
Mawar diikat memakai kawat
Sudah diikat dipotong sabit
Agar diakhirat tak disiksa berat
Berbuat maksiat haruslah irit
Menjahit kain membuat kerudung
Indah sekali berwarna mawar
Tak mungkin dosa numpuk segunung
Kaalau diiringi dengan istighfar
Terbang elang ke hutan rimba
Hendak bertemu si burung hantu
Meski tulang rusukku diujung dunia
Tibanya menyatu akan bertemu
Anak ayam mencakar batu
Terjauh batu ke pinggir kayu
Diam-diam kau mendekatiku
Ternyata kau mau bilang I love you
Tumbuk sambal memakai batu
Dicampur air yang disediakan
Tepuk bantal sebut namaku
Agar kuhadir dalam impian
Terbang seriti ke arah bukit
Hinggaplah ia didahan katuk
Duduk mengantri dirumah sakit
Membuat mata terkantuk-kantuk
Burung cendrawasih burung gereja
Terbanglah ia digenteng rumah
Karena aura kasih sedang sibuk kerja
Sore ini mandinya tak berjamaah
Susuri danau pakai perahu
Saat diperahu melihat hiu
Mengapa dikau menolak cintaku
Padahal sayangku sepenuhnya untukmu
Mata ngantuk minumlah kopi
Membuat segar si kopi luwak
Hancur remuk rasa dihati
Saat kulamar malah ditolak
Kain sutra berwarna putih
Dipakai raja dan tuan ratu
Mengapa cinta berakhir pedih
Padahal setia sepenuhnya untukmu
Terang rembulan dimalam hari
Bertambah syahdu duduk berdua
Meski pesbukan setiap hari
Sholat fardhu janganlah dilupa
Pecah cermin terkena bentur
Berlari jangkrik ke pasir putih
Cuaca dingin enaknya tidur
Ditemani si cantik aura kasih
Bawa keranjang isinya ketela
Tak usah bingung memilih pasangan
cukuplah dipandang dari ketaqwaannya
Tajam sembilu membuat luka
Mengalir darah hingga ke kaki
Rutinkan selalu tuk sholat duha
Niscaya Allah limpahkan rizki
Terasa sakit saat berjalan
Karena berjalan tak memakai sandal
Meski sulit mencari pasangan
Tetaplah sabar pula tawakal
Sudah kangen pergi ke huma
Karena jalanan licin dan basah
Carilah pasangan yang beragama
Agar menjadi keluarga yang dicintai Allah
Deras hujan air pun bergenang
Bunga-bunga menjadi basah
Sudah bosan hidup membujang
Ingin segera ke pintu nikah
Mawar diikat memakai kawat
Sudah diikat dipotong sabit
Agar diakhirat tak disiksa berat
Berbuat maksiat haruslah irit
Menjahit kain membuat kerudung
Indah sekali berwarna mawar
Tak mungkin dosa numpuk segunung
Kaalau diiringi dengan istighfar
Terbang elang ke hutan rimba
Hendak bertemu si burung hantu
Meski tulang rusukku diujung dunia
Tibanya menyatu akan bertemu
Anak ayam mencakar batu
Terjauh batu ke pinggir kayu
Diam-diam kau mendekatiku
Ternyata kau mau bilang I love you
Tumbuk sambal memakai batu
Dicampur air yang disediakan
Tepuk bantal sebut namaku
Agar kuhadir dalam impian
Terbang seriti ke arah bukit
Hinggaplah ia didahan katuk
Duduk mengantri dirumah sakit
Membuat mata terkantuk-kantuk
Burung cendrawasih burung gereja
Terbanglah ia digenteng rumah
Karena aura kasih sedang sibuk kerja
Sore ini mandinya tak berjamaah
Susuri danau pakai perahu
Saat diperahu melihat hiu
Mengapa dikau menolak cintaku
Padahal sayangku sepenuhnya untukmu
Mata ngantuk minumlah kopi
Membuat segar si kopi luwak
Hancur remuk rasa dihati
Saat kulamar malah ditolak
Kain sutra berwarna putih
Dipakai raja dan tuan ratu
Mengapa cinta berakhir pedih
Padahal setia sepenuhnya untukmu
Terang rembulan dimalam hari
Bertambah syahdu duduk berdua
Meski pesbukan setiap hari
Sholat fardhu janganlah dilupa
Pecah cermin terkena bentur
Berlari jangkrik ke pasir putih
Cuaca dingin enaknya tidur
Ditemani si cantik aura kasih
Sabtu, 20 April 2013
Kumpulan Pantun : 20-04-2013
Daun pandan tercium wangi
Tumbuh ditelaga dekat melati
Bila badan tak bernafas lagi
Keluarga tercinta tak lagi mnemani
Daun pandan tercium wangi
Simpan jeruk dalam keranjang
Bila badan tak bernafas lagi
Baik dan buruk akan ditimbang
Dalam jambangan tumbuh melati
Buah delima simpan dipeti
Bila badan tak bernafas lagi
Hanyalah amal teman sejati
Air dangkal tempatnya lumut
Banyak pula ikan berenang
Bila ajal datang menjemput
Tak ada benda mampu menghalang
Simpan buku dalam lemari
Buku disimpan dipinggir sarung
Bagaimana nasibku setelah mati
Dosa dibadan tiada terhitung
Nangka dibelah menjadi dua
Dibuat kolak tuk sarapan pagi
Semoga Allah ampunkan dosa
Agar kelak mati keadaan suci
Nyawa dibadan sudah dicabut
Bersiap jenazah simpan dipeti
Pabila tuan bertanam rumput
Jangan berharap kan tumbuh padi
Pabila hujan basahi bumi
Rumput yang kering berubah subur
Pabila tuan bertanam padi
Rumput disekeliling tumbuh subur
Angin bertiup dari arah barat
Membuat bunga tak mekar lagi
Pabila hidup utamakan akhirat
Bahagia dunia merangkul sendiri
Bunga anggrek dihinggap kumbang
Kumbang pergi bunga pun kesepian
Wajah jelek jangan dipandang
Pandanglah hati dan keimanan
Putih melati dalam jambangan
Tersiram hujan tanah berair
Jernih hati jernih dipikiran
Pabila lisan basah dengan dzikir
Kain rompi rangkapan baju
Dicuci seharian warnanya luntur
Tanpa mimpi bertemu denganmu
Aku tak akan terlelap tidur
Tumbuh semangi daunnya sedikit
Karena tangkai mulai berguguran
Terlalu tinggi memandang langit
Pasir dipantai engkau lupakan
Gunung salju indah berbatu
Banyak sekali orang berburu
Hanya satu acara dimalam minggu
Silaturahmi ke rumah hatimu
Jaka sembung pergi ke bandung
Membeli pakaian untuk anaknya
Cuaca mendung biarlah mendung
Hati dan pikiran tetaplah ceria
Pahit mengkudu awet dilidah
Mengunyah gula barulah pergi
Kini sikapmu sudah berubah
Kupulang kerja tak pernah cium pipi
Musim banjir datang lagi
Bagi yang kebagian harus sabar
Nafkah lahir dan batin selalu kupenuhi
Mengapa kemesraan malah pudar
Pintu rumah harus ditutup
Agar rumah terlihat sepi
Lengkap sudah harapan hidup
Istriku dirumah melahirkan bayi
Harum bunga ditepi kubur
Anak sekolah jalan berpayung
Sebelum mata terlelap tidur
Kepada Allah minta perlindung
Penumpang pedati berpakaian kebaya
Warnanya putih nampaknya biru
Sarapan pagi kurang berselera
Karena aura kasih tak ada disisiku
Dari subang ke kota serang
Jualan jamu tapi tak laku
Hati senang tiada terbilang
Bila dirimu jadi milikku
Membwa pisau hendak ke pasar
Jualan tahu, tahu pun laku
Meski engkau tak memberi kabar
Kuyakin engkau sayang padaku
Tumbuh ditelaga dekat melati
Bila badan tak bernafas lagi
Keluarga tercinta tak lagi mnemani
Daun pandan tercium wangi
Simpan jeruk dalam keranjang
Bila badan tak bernafas lagi
Baik dan buruk akan ditimbang
Dalam jambangan tumbuh melati
Buah delima simpan dipeti
Bila badan tak bernafas lagi
Hanyalah amal teman sejati
Air dangkal tempatnya lumut
Banyak pula ikan berenang
Bila ajal datang menjemput
Tak ada benda mampu menghalang
Simpan buku dalam lemari
Buku disimpan dipinggir sarung
Bagaimana nasibku setelah mati
Dosa dibadan tiada terhitung
Nangka dibelah menjadi dua
Dibuat kolak tuk sarapan pagi
Semoga Allah ampunkan dosa
Agar kelak mati keadaan suci
Nyawa dibadan sudah dicabut
Bersiap jenazah simpan dipeti
Pabila tuan bertanam rumput
Jangan berharap kan tumbuh padi
Pabila hujan basahi bumi
Rumput yang kering berubah subur
Pabila tuan bertanam padi
Rumput disekeliling tumbuh subur
Angin bertiup dari arah barat
Membuat bunga tak mekar lagi
Pabila hidup utamakan akhirat
Bahagia dunia merangkul sendiri
Bunga anggrek dihinggap kumbang
Kumbang pergi bunga pun kesepian
Wajah jelek jangan dipandang
Pandanglah hati dan keimanan
Putih melati dalam jambangan
Tersiram hujan tanah berair
Jernih hati jernih dipikiran
Pabila lisan basah dengan dzikir
Kain rompi rangkapan baju
Dicuci seharian warnanya luntur
Tanpa mimpi bertemu denganmu
Aku tak akan terlelap tidur
Tumbuh semangi daunnya sedikit
Karena tangkai mulai berguguran
Terlalu tinggi memandang langit
Pasir dipantai engkau lupakan
Gunung salju indah berbatu
Banyak sekali orang berburu
Hanya satu acara dimalam minggu
Silaturahmi ke rumah hatimu
Jaka sembung pergi ke bandung
Membeli pakaian untuk anaknya
Cuaca mendung biarlah mendung
Hati dan pikiran tetaplah ceria
Pahit mengkudu awet dilidah
Mengunyah gula barulah pergi
Kini sikapmu sudah berubah
Kupulang kerja tak pernah cium pipi
Musim banjir datang lagi
Bagi yang kebagian harus sabar
Nafkah lahir dan batin selalu kupenuhi
Mengapa kemesraan malah pudar
Pintu rumah harus ditutup
Agar rumah terlihat sepi
Lengkap sudah harapan hidup
Istriku dirumah melahirkan bayi
Harum bunga ditepi kubur
Anak sekolah jalan berpayung
Sebelum mata terlelap tidur
Kepada Allah minta perlindung
Penumpang pedati berpakaian kebaya
Warnanya putih nampaknya biru
Sarapan pagi kurang berselera
Karena aura kasih tak ada disisiku
Dari subang ke kota serang
Jualan jamu tapi tak laku
Hati senang tiada terbilang
Bila dirimu jadi milikku
Membwa pisau hendak ke pasar
Jualan tahu, tahu pun laku
Meski engkau tak memberi kabar
Kuyakin engkau sayang padaku
Jumat, 19 April 2013
Kumpulan Pantun : 19-04-2013
Badan letih karena bekerja
Tidak istirahat sampai ke malam
Yuk kita raih pahala yang istimewa
Dirikan sholat di sepertiga malam
Musim hujan telah tiba
Tanah dihutan siap ditanam
Mari tingkatkan iman dan taqwa
Dengan membiasakan sholat malam
Tersayat pisau tangan pun berdarah
Luka ditutup memakai perban
amusim kemarau berlalu sudah
Kita sambut bahagia musim penghujan
Kunang-kunang terbang ke sumur
Indah terangi malam yang sunyi
Tanah yang gersang kembali subur
Para petani bersiap bertanam lagi
Air disumur meluap ke kali
Karena hujan tiada henti
Kuucap syukur padamu Robbi
Diberi hujan tiada henti
Tajam jarum untuk menusuk
Kain selembar digunting dulu
Assalamu'alaikum sahabat pesbuk
Semoga kabar baik selalu
Kalau punya buah salak
Buanglah kulitnya jauh-jauh
Walau dunia sudah menolak
Cintaku padamu tak akan runtuh
Tak ada lagi bunga yang layu
Meskipun layu dahannya tak mati
Tak ada lagi harapan darimu
Selain mencintaiku dengan tulus hati
Kapal berlayar disamudra atlantik
Membawa kayu dari balik papan
Niat melamar si gadis cantik
Sayang wajahku kurang rupawan
Jika menoleh gadis yang cantik
Mengapa mulut terasa gugup
Andaikan boleh di operasi plastik
Akan kurubah bagai nabi yusup
Buah salak dibuang ke jalan
Salak bosok dibungkus trepal
Pabila hendak pergi jum'atan
Bawalah gembok tuk amankan sendal
Menimba ilmu ke negri kanguru
Kebanyakan mikir kepala pun botak
Sebab apa aku tutupi telingamu
Air mengalir tumpah ke pundak
Kalau sholat memakai parfum
Baju pun wangi dapat pahala
Kalau melihat neng tersenyum
Hati sedih menjadi bahagia
Cuaca dingin meminum jamu
Setelah minum sakit pun pergi
Aku tak ingin bertemu denganmu
Karena hatiku takut kau curi lagi
Tidak istirahat sampai ke malam
Yuk kita raih pahala yang istimewa
Dirikan sholat di sepertiga malam
Musim hujan telah tiba
Tanah dihutan siap ditanam
Mari tingkatkan iman dan taqwa
Dengan membiasakan sholat malam
Tersayat pisau tangan pun berdarah
Luka ditutup memakai perban
amusim kemarau berlalu sudah
Kita sambut bahagia musim penghujan
Kunang-kunang terbang ke sumur
Indah terangi malam yang sunyi
Tanah yang gersang kembali subur
Para petani bersiap bertanam lagi
Air disumur meluap ke kali
Karena hujan tiada henti
Kuucap syukur padamu Robbi
Diberi hujan tiada henti
Tajam jarum untuk menusuk
Kain selembar digunting dulu
Assalamu'alaikum sahabat pesbuk
Semoga kabar baik selalu
Kalau punya buah salak
Buanglah kulitnya jauh-jauh
Walau dunia sudah menolak
Cintaku padamu tak akan runtuh
Tak ada lagi bunga yang layu
Meskipun layu dahannya tak mati
Tak ada lagi harapan darimu
Selain mencintaiku dengan tulus hati
Kapal berlayar disamudra atlantik
Membawa kayu dari balik papan
Niat melamar si gadis cantik
Sayang wajahku kurang rupawan
Jika menoleh gadis yang cantik
Mengapa mulut terasa gugup
Andaikan boleh di operasi plastik
Akan kurubah bagai nabi yusup
Buah salak dibuang ke jalan
Salak bosok dibungkus trepal
Pabila hendak pergi jum'atan
Bawalah gembok tuk amankan sendal
Menimba ilmu ke negri kanguru
Kebanyakan mikir kepala pun botak
Sebab apa aku tutupi telingamu
Air mengalir tumpah ke pundak
Kalau sholat memakai parfum
Baju pun wangi dapat pahala
Kalau melihat neng tersenyum
Hati sedih menjadi bahagia
Cuaca dingin meminum jamu
Setelah minum sakit pun pergi
Aku tak ingin bertemu denganmu
Karena hatiku takut kau curi lagi
Langganan:
Postingan (Atom)