Langit biru mulai meredup
Bulan purnama nampak bercahaya
Hanya satu keinginan hidup
Didunia berjaya mati masuk surga
Besi berkarat karna keujanan
Pohon durian daunnya lebat
Meski berat hidup dalam ketaqwaan
Allah kan ringankan siksa di akhirat
Pohon pinang dipinggir jalan
Tumbuh rumput ditanah subur
Sudah siang waktunya makan
Lau dilanjut sholat dzuhur
Basah rerumputan karena hujan
Burung di hutan diam kedinginan
Apa yang sudah digariskan Tuhan
Terimalah dengan ikhlas walau menyakitkan
Hatiku sendu tergores sembilu
Terjatuh darah mengalir cepat
Bibirku kelu saat didekatmu
Seolah lidah terkunci rapat
Laut indonesia warnanya biru
Bila dipandang dari angkasa
Ingin berwisata ke taman hatimu
Tapi sayang ongkosnya tak ada
Tidak mengapa kekasihnya dua
Asalkan adil membagi cintanya
Bia manusia terkena panah asmara
Siang melamun malam memimpikannya
Rumah hancur diterpa angin
Lantai berlumpur begitu kotor
Agar tidur tak terasa dingin
Tidurlah didapur berbantal kompor
Jantung berdebar saat didekatmu
Pertanda hatiku jatuh cinta
Sungguh benar kau pencuri hatiku
Kini sayangku berkurang untuknya
Buah mangga jangan diperam
Kalau diperam warnanya coklat
Kalaulah cinta jangan dipendam
Kalau dipendam kan tumbuh jerawat
Hitam arang darilah dapur
Dibawa orang ke arah jauh
Kutanam uang ditanah subur
Sampai sekarang tak tumbuh-tumbuh
Kupu-kupu sayapnya basah
Mungkin karena terkena air hujan
Kini sikapmu mulai berubah
Pulang bekerja tak pernah cium tangan
Burung merpati jangan diadu
Kalau diadu otaknya pikun
Beginilah hati yang dilanda rindu
Setiap hari kerjaannya melamun
Jalan-jalan ditanah yang tandus
Ketika dijalan mata mengantuk
Karena badanku langsing dan kurus
Semoga mendapatkan istri yang gemuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar