Cerah mentari keringkan dedaunan
Langit meredup tiada sinar
Bentenglah hati dengan keimanan
Niscaya hidup berteman sabar
Langit berkabut tidak berparas
Terang cahaya menjadi pergi
Selagi mulut menghembus nafas
Yang lima waktu tetap jalani
Buah randu banyak berguguran
Menimpa harimau tengah berjalan
Betapa rindu bulan ramadhan
Umpama kemarau rindukan hujan
Sholat ditegak setiap hari
Semoga terkabul apa yang diharap
Sudah banyak nikmat diberi
Mengapa syukur berat diucap
Mentari terbit diwaktu pagi
Awan yang putih menjadi hilang
Hatiku sakit rasa ingin mati
Karena sang kekasih dilamar orang
Terang cahaya keringkan baju
Cahaya silau menyorot ke batu
Kalau tak percaya kusayang padamu
Ambillah pisau goreskan didadaku
Gendang ditabuh badan menari
Ramailah malam dirumah hajatan
Jangan menaruh dendam dihati
Karena dendam sifatnya syetan
Pergi ke sawah membawa benih
Ketika dijalan bertemu bidadari
Ingin menikah dengan aura kasih
Tapi sayang ortu tak merestui
Kaca pecah tertimpa bata
Kaca diinjak seekor kodok
Mengapa susah cari wanita
Yang bisa diajak menikah besok
Para biduan duduk bercermin
Cermin pecah dipukul kayu
Takkan kubiarkan kau mencintai yang lain
Karena engkaulah pujaan hatiku
Pakai sepatu warna biru
Membawa paku didalam peti
Hanya satu kupinta darimu
Cintailah aku sepenuh hati
Melantun do'a setelah sembahyang
Berharap Ilahi mengabulkannya
Walaupun punya harta segudang
Kalau tak disyukuri rasa tak bahagia
Kalau penyakit bersarang dibadan
Bekerja malas hidup pun merana
Meski sedikit harta disedekahkan
Kalaulah ikhlas berbuah pahala
Bunga seroja indah berwarna
Dahannya lurus daunnya layu
Tidak mengapa kau miskin harta
Asalkan tulus menerima cintaku
Dipasar baru jualan batik
Batik pekalongan warnanya redup
Sedang berburu perawan cantik
Tuk dijadikan teman seumur hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar