Daun pandan tercium wangi
Tumbuh ditelaga dekat melati
Bila badan tak bernafas lagi
Keluarga tercinta tak lagi mnemani
Daun pandan tercium wangi
Simpan jeruk dalam keranjang
Bila badan tak bernafas lagi
Baik dan buruk akan ditimbang
Dalam jambangan tumbuh melati
Buah delima simpan dipeti
Bila badan tak bernafas lagi
Hanyalah amal teman sejati
Air dangkal tempatnya lumut
Banyak pula ikan berenang
Bila ajal datang menjemput
Tak ada benda mampu menghalang
Simpan buku dalam lemari
Buku disimpan dipinggir sarung
Bagaimana nasibku setelah mati
Dosa dibadan tiada terhitung
Nangka dibelah menjadi dua
Dibuat kolak tuk sarapan pagi
Semoga Allah ampunkan dosa
Agar kelak mati keadaan suci
Nyawa dibadan sudah dicabut
Bersiap jenazah simpan dipeti
Pabila tuan bertanam rumput
Jangan berharap kan tumbuh padi
Pabila hujan basahi bumi
Rumput yang kering berubah subur
Pabila tuan bertanam padi
Rumput disekeliling tumbuh subur
Angin bertiup dari arah barat
Membuat bunga tak mekar lagi
Pabila hidup utamakan akhirat
Bahagia dunia merangkul sendiri
Bunga anggrek dihinggap kumbang
Kumbang pergi bunga pun kesepian
Wajah jelek jangan dipandang
Pandanglah hati dan keimanan
Putih melati dalam jambangan
Tersiram hujan tanah berair
Jernih hati jernih dipikiran
Pabila lisan basah dengan dzikir
Kain rompi rangkapan baju
Dicuci seharian warnanya luntur
Tanpa mimpi bertemu denganmu
Aku tak akan terlelap tidur
Tumbuh semangi daunnya sedikit
Karena tangkai mulai berguguran
Terlalu tinggi memandang langit
Pasir dipantai engkau lupakan
Gunung salju indah berbatu
Banyak sekali orang berburu
Hanya satu acara dimalam minggu
Silaturahmi ke rumah hatimu
Jaka sembung pergi ke bandung
Membeli pakaian untuk anaknya
Cuaca mendung biarlah mendung
Hati dan pikiran tetaplah ceria
Pahit mengkudu awet dilidah
Mengunyah gula barulah pergi
Kini sikapmu sudah berubah
Kupulang kerja tak pernah cium pipi
Musim banjir datang lagi
Bagi yang kebagian harus sabar
Nafkah lahir dan batin selalu kupenuhi
Mengapa kemesraan malah pudar
Pintu rumah harus ditutup
Agar rumah terlihat sepi
Lengkap sudah harapan hidup
Istriku dirumah melahirkan bayi
Harum bunga ditepi kubur
Anak sekolah jalan berpayung
Sebelum mata terlelap tidur
Kepada Allah minta perlindung
Penumpang pedati berpakaian kebaya
Warnanya putih nampaknya biru
Sarapan pagi kurang berselera
Karena aura kasih tak ada disisiku
Dari subang ke kota serang
Jualan jamu tapi tak laku
Hati senang tiada terbilang
Bila dirimu jadi milikku
Membwa pisau hendak ke pasar
Jualan tahu, tahu pun laku
Meski engkau tak memberi kabar
Kuyakin engkau sayang padaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar