Siapa saja yang membawa jarum
Pasti jarumnya mau disimpan
Siapa saja yang murah senyum
Pasti hidupnya jauh dari kegalauan
Cahaya purnama menyorot ke lautan
Terang benderang sampai siang
Bunga desa yang aku idamkan
Sekarang hilang dipetik orang
Buah limau hendak dipetik
Jatuh dua langsung dibungkus
Saya menghimbau kepada wanita cantik
Wajib jatuh cinta sama si engkus
Batang kaktus tumbang ke jalan
Tangkai selasih mulai berbunga
Karena engkus terlalu tampan
Sampai aura kasih tergila-gila
Mentari cerah berubah redup
Tak lama lagi hujan pun turun
Mungkin sudah garisnya hidup
Diberi sakit sampai delapan tahun
Hendak pergi berjalan kaki
Membawa kain dalam tas biru
Tak ada lagi keinginan dihati
Selain aku ingin menikahimu
Cincin permata indah merona
Dipakai wanita yang tengah tidur
Bila mencinta karena rupa
Sudah tua cinta kan luntur
Sudah jangan membeli nasi
Karena sudah sarapan jamu
Sudah jangan dekati aku lagi
Kusudah bosan dengan janji palsumu
Bila memanjat pohon randu
Ikatlah pinggang memakai tambang
Betapa berat menahan rindu
Tapi sayang rinduku terlarang
Burung pipit burung perkutut
Terbang berdua menuju merak
Kurasa kulit mulai keriput
Pertanda tua sudahlah nampak
Mahhkota ratu sungguh mengagumkan
Disaat ratu duduk di ranjang
Mengapa diriku engkau asingkan
Padahal diriku masih sayang
Buah jambu buah mengkudu
Buah pepaya buah markisa
Karena dirimu ogah dimadu
Ya sudah kita bubaran saja
Berenang-renang di air keruh
Perahu berkayuh sampai jauh
Disayang-sayang engkau selingkuh
Dirindu-rindu malah semakin jauh
Daun jatuh ranting pun jatuh
Ranting yang kecil terinjak sepatu
Engkau selingkuh aku pun selingkuh
Sungghlah adil kalau begitu
Hendak gugur-gugurlah nangka
Nangka dimakan habisnya satu
Hendak tidur-tidurlah mata
Jangan biarkan nyamuk mengganggu
Tempat asal hanya sejengkal
Ditemani pula akar tanaman
Rumah ditinggal istri pun ditinggal
Yang kekal hanya amal perbuatan
Simpan dedak didalam karung
Karung diikat agar tak bubar
Meski teriak dipuncak gunung
Suara rakyat tak akan didengar
Pasti jarumnya mau disimpan
Siapa saja yang murah senyum
Pasti hidupnya jauh dari kegalauan
Cahaya purnama menyorot ke lautan
Terang benderang sampai siang
Bunga desa yang aku idamkan
Sekarang hilang dipetik orang
Buah limau hendak dipetik
Jatuh dua langsung dibungkus
Saya menghimbau kepada wanita cantik
Wajib jatuh cinta sama si engkus
Batang kaktus tumbang ke jalan
Tangkai selasih mulai berbunga
Karena engkus terlalu tampan
Sampai aura kasih tergila-gila
Mentari cerah berubah redup
Tak lama lagi hujan pun turun
Mungkin sudah garisnya hidup
Diberi sakit sampai delapan tahun
Hendak pergi berjalan kaki
Membawa kain dalam tas biru
Tak ada lagi keinginan dihati
Selain aku ingin menikahimu
Cincin permata indah merona
Dipakai wanita yang tengah tidur
Bila mencinta karena rupa
Sudah tua cinta kan luntur
Sudah jangan membeli nasi
Karena sudah sarapan jamu
Sudah jangan dekati aku lagi
Kusudah bosan dengan janji palsumu
Bila memanjat pohon randu
Ikatlah pinggang memakai tambang
Betapa berat menahan rindu
Tapi sayang rinduku terlarang
Burung pipit burung perkutut
Terbang berdua menuju merak
Kurasa kulit mulai keriput
Pertanda tua sudahlah nampak
Mahhkota ratu sungguh mengagumkan
Disaat ratu duduk di ranjang
Mengapa diriku engkau asingkan
Padahal diriku masih sayang
Buah jambu buah mengkudu
Buah pepaya buah markisa
Karena dirimu ogah dimadu
Ya sudah kita bubaran saja
Berenang-renang di air keruh
Perahu berkayuh sampai jauh
Disayang-sayang engkau selingkuh
Dirindu-rindu malah semakin jauh
Daun jatuh ranting pun jatuh
Ranting yang kecil terinjak sepatu
Engkau selingkuh aku pun selingkuh
Sungghlah adil kalau begitu
Hendak gugur-gugurlah nangka
Nangka dimakan habisnya satu
Hendak tidur-tidurlah mata
Jangan biarkan nyamuk mengganggu
Tempat asal hanya sejengkal
Ditemani pula akar tanaman
Rumah ditinggal istri pun ditinggal
Yang kekal hanya amal perbuatan
Simpan dedak didalam karung
Karung diikat agar tak bubar
Meski teriak dipuncak gunung
Suara rakyat tak akan didengar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar