Patah sendayang menimpa seroja
Diambil orang ke tengah lapang
Bila sembahyang sudah dikerja
Hati tenang bagai tak punya hutang
Bagaimana Allah tak akan cinta
Fardhu dikerja sunah pun dikerja
Bagaimana didunia akan bangga
Kalau dunia kan segera binasa
Burung nuri hinggap dibunga
Untung tangkainya tidak patah
Sungguh merugi hidup didunia
Bila tidak dikerja perintah Allah
Sebatang bambu dibuat pagar
Diberi corak sebagai hiasan
Sembahyang itu hanya sebentar
Mengapa banyak yang meningalkan
Pergi ke ladang memanen sayuran
Simpan diwadah dapatnya banyak
Agar berpulang tak sesat diperjalanan
Amal ibadah yuk diperbanyak
Cuaca terang berubah suram
Pertanda langit kan turun hujan
Percuma orang ber-KTP islam
Bia sholat fardhu tak pernah dikerjakan
Ketika harapan diabaikan olehmu
Terasa keris menusuk hati
Mngkin kutakan mendapatkan cintamu
Walau habis air mata ini
Dari bandara membawa kardus
Kardus dibawa isinya sirup
Barang siapa mencintai engkus
Akan bahagia seumur hidup
Tupai disawah memakan rumput
Anak kanguru duduk dikursi
Andai wajahku berubah kerut
Masihkah cintamu membekas dihati
Dipagi buta hendak sarapan
Sarapan bakpau rasa keju
Sekian lama menunggu keputusan
Ternyata engkau bilang I hate you
Wajah terbayang setiap malam
Wajah neng ayu sungguh merayu
Mulai sekarang kukan balas dendam
Agar dirimu membenci kasihmu
Kapal berlayar dilaut biru
Berlaun-laun sampai ketepian
Jalan keluar agar kau membenci kasihmu
Pergi ke dukun minta diberi ramuan
Meracik jamu campur mengkudu
Bunga teratai tersiram hujan
Ucap setiamu sungguh palsu
Pasir dipantai engkau lupakan
Hujan tiba laut pun keruh
Ikan kakap senang menyambutnya
Tidak menyangka kau pandai selingkuh
Janji diucap tiada nyata
Bunga melati indah sekali
Pabila dicium harumya terasa
Punya istri berbadan tinggi
Hendak mencium harus pakai tangga
Bunga kemuning tercium wangi
Kumbang ditelaga asyik menari
Karena sering bertemu dimimpi
Sekarang kita jadi suami istri
Mengiris mangga pakai sembilu
Buah kesemak mentahnya keras
Melihat kau dengannya didepan penghulu
Jantungku sesak rasa tak bernafas
Pergi ke sawah hendak bertanam
Menanam tomat dipingir jalan
Istri dirumah enggan berdiam
Melihat dompetku penuh dengan bonan
Bila asmara menyatu dikalbu
Cinta didada tak mudah pergi
Setelah lama berpisah darimu
Ingin rasanya rujuk kembali
Kapal berlayar ke pulau seribu
Memawa kokang isinya tinta
Sudah tak sabar ingin punya istri baru
Karena yang sekarang sudah kadaluarsa
Bunga sepatu gugurnya malam
Ranting patah menimpa dedaunan
Biasakan selalu dirikan sholat malam
Niscaya Allah memudahkan urusan
Patah terkulai ranting beringin
Mangga diperam dibungkus kain
Terlalu pandai menghitung nikmat orang lain
Harta di genggam anggapnya angin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar